Lenneberg (1967:116), seorang ahli bahasa Inggris mengatakan “there was a neurologically based “critical period”, which complete mastery of language, but it is no longer possible, because it will end around the onset of puberty”. Bagi Lenneberg, manusia memiliki masa yang penting yang ia sebut ‘priode sensitif’ yang dengannya dapat dengan mudah bagi setiap individu untuk menguasai bahasa secara cepat. Lenneberg juga menyebut periode tersebut dengan sebutan ‘Critical Period’ yaitu masa saat individu belum mencapai masa pubertasnya.
Pada saat individu yang sudah mencapai masa pubertas, maka ‘Critical Period’ tersebut kian memudar yang dengan itu seharusnya mempelajari bahasa akan mudah baginya dalam mengungkapkan pronounciation secara benar, yang bagi kebanyakan orang merupakan masalah terbesar dalam menguasai suatu bahasa. Akan tetapi jika sudah mencapai masa pubertas maka akan sulit untuk menyempurnakannya sebab banyaknya kendala yang dihadapi, mulai dari tuntutan pendidikan, maupun tuntutan kebutuhan akan diri sendiri.
Dua pakar bahasa Inggris, Lighbown & Spada (1999:60) melakukan sebuah penelitian berupa observasi pada anak-anak dari para Imigran asing yang datang dan menetap di Unites States. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak imigrasi yang belum mengalami pubertas mampu berbicara bahasa Inggris dengan pronounciation yang baik layaknya warga USA asli. Sedangkan para orang tua mereka yang juga mampu berbahasa Inggris namun mempunyai kesulitan dalam hal pronounciation, penggunaan kata, serta kaidah bahasa yang seharusnya dipakai.
Psychological Factor juga merupakan masalah dalam menguasai bahasa (dalam hal ini Bahasa Inggris). Sebab ketika individu yang sudah mencapai pubertas mempelajari bahasa Inggris maka mereka akan terhambat oleh masalah psikologi, sebab mereka yang sudah pubertas memiliki motivasi yang berbeda dengan anak-anak. Anak-anak belajar bahasa Inggris dengan metode bermain sambil belajar serta dalam suasana yang santai, berbeda hal nya dengan orang dewasa tatkala mempelajari bahasa Inggris.
Mereka yang telah mencapai masa pubertas memiliki kecenderungan untuk membaca dan menganalisa hal yang berada di sekitar mereka, yang menyebabkan kemauan dan kemajuan mereka dalam mendalami bahasa terasa telah dievaluasi. Timbulnya rasa malu apabila tidak mencapai sesuatu yang telah ditargetkan, serta timbulnya rasa frustasi tatkala mereka menyadari akan kurangnya kemampuan berbahasa Inggris. Faktor psikologi dapat menyebabkan individu tersebut gagal dalam pembelajaran.
Dalam mempelajari bahasa Inggris tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun juga dapat di laksanakan di rumah oleh orang tua. Orang tua merupakan faktor internal yang sangat penting dan urgen dalam memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak mereka sejak dini. Namun perlu diingat bahwa dalam menyampaikan materi pembelajaran pada anak haruslah melalui metode yang benar sehingga anak tertarik untuk mempelajarinya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di rumah.
Bahasa Inggris merupakan pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia. Semakin berkembangnya zaman maka semakin banyak kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan akan tekhnologi. Jika kita melihat disekeliling kita, dapat dipastikan bahwa sudah 90% perangkat teknologi yang kita miliki berbasis bahasa Inggris seperti Gadget, komputer, dll.
Dahulu para pelajar menganggap bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sulit dan sukar untuk dipahami. Akan tetapi kebutuhan akan teknologi yang kian mendesak masyarakat untuk menguasai bahasa Inggris menyebabkan banyak lembaga pendidikan formal (sekolah, universitas, dll) maupun non formal (english course, pelatihan bahasa Inggris, dll) yang bertransformasi menjadi lembaga yang berbasis bahasa Inggris untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Bahasa Inggris yang dulunya hanya dipelajari di tingkat SMP atau Junior High School, kini sudah di pelajari di tingkat SD (Secondary School), bahkan di tingkat TK (Play Group), walau pendidikan bahasa Inggris di tingkat Play group ini masih dengan metode pembelajaran sambil bermain.
Pada era globalisasi ini kita ditantang untuk melakukan adaptasi perkembangan zaman, sebuah tatanan yang diterima secara umum di masyarakat dunia. Hal tersebut tidak dapat kita abaikan saja dan menolak untuk mempelajari bahasa Inggris. Mungkin memang benar bahwa kita tetap bisa hidup tanpa perlu mempelajari bahasa Inggris namun pada hakikatnya, kita sebagai individu yang hidup dalam arus globalisasi yang mengharuskan kita untuk ikut serta dalam gelombang kehidupan yang terus maju.
Namun bukan berarti sulit bagi anak untuk mempelajari bahasa Inggris jika tidak tinggal di lingkungan seperti itu. Sebagai orang tua, mereka dapat memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak sejak dini, sebab pada saat tersebut anak dapat menangkap pembelajaran dengan cepat dan cermat sebagaimana yang dijelaskan diatas tadi.
Jadi, penjalasan di atas adalah tentang seberapa pentingnya belajar Bahasa Inggris bagi anak dan bagaimana orang tua harus memperkenalkan Bahasa Inggris sejak usia dini. Juga, terdapat banyak sekali manfaat belajar Bahasa Inggris sejak dini. Pada dasarnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan pengetahuan dalam usia dini lebih cepat dan pintar. Jadi, ada baiknya untuk memperkenalkan bahasa asing pada mereka sejak usia dini agar mereka tumbuh besar menjadi anak yang cerdas.