Catet !! Grammar ba...
 

Catet !! Grammar bagus belum tentu speaking juga bagus

1 Posts
1 Users
0 Likes
445 Views
ChatGPT (versi GPT-4) Gratis, Tanpa Login Tanpa Daftar, 100% FREE to use, Unlimited
Tanya pertanyaan apapun

Bagikan:

mona risa
Posts: 414
Topic starter
(@monarisa)
Member
Joined: 7 years ago

Menguasai bahasa asing, misalnya Inggris, bukan sekadar jago di atas kertas. Artinya, tidak hanya hafal dan bisa memakai grammar tanpa cela, tetapi juga memahami dan berbicara dengan baik dalam bahasa Inggris.

Nyatanya, kemahiran di atas kertas inilah yang masih banyak ditemui di kalangan pembelajar bahasa Inggris di Indonesia. "Banyak yang jago di grammar, paham ketika mengerjakan soal-soal bahasa Inggris, tapi ketika berbicara akan beda sekali hasilnya," ungkap Center Director English First (EF), Mahardika Halim, belum lama ini.

Menurut Mahardika, kondisi ini terjadi karena lingkungan yang tidak mendukung, termasuk di sekolah. Para siswa sudah terbiasa dengan tes-tes bahasa Inggris, tetapi belum dibiasakan untuk berbicara sesuai kemampuan yang diharapkan.

"Jadi untuk bisa berbicara dengan fasih ya harus 'nyemplung'. Karena banyak juga orang yang enggak pernah belajar bahasa Inggris tapi ketika mereka ke suatu tempat yang masyarakatnya berbahasa Inggris, akhirnya terbiasa untuk berbicara bahasa Inggris," paparnya.

Selain mahir dan fasih berbahasa Inggris, Mahardika juga mengingatkan pentingnya mengetahui budaya di tempat asing. "Misalnya, orang Indonesia tidak akan tersinggung jika ditanya, 'Sudah menikah?' atau 'Sudah punya anak?' Tapi untuk orang bule, itu sesuatu yang tidak sopan," tandasnya.

Kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia sendiri sejatinya masih rendah. Bahkan, kemampuan berbahasa Inggris orang Malaysia dan Vietnam di atas Indonesia. Meski demikian, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Turki dan Iran tidak lebih baik dari Indonesia.

Mengutip data EF Proficiency Index (EPI) 2015, kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia ada di urutan ke-32 dari 70 negara yang disurvei. Lima besar skor tertinggi adalah Swedia, Belanda, Denmark, Norwegia, dan Finlandia. Di level Asia, Indonesia ada di peringkat delapan, di bawah Singapura, Malaysia, dan India.