Bagikan: |
Apa yang dimaksud dengan hortatory exposition dan bagaimana contohnya?
Dalam bahasa Inggris, expostion text dibagi menjadi 2 yaitu hortatory exposition dan analytical exposition. Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai hortatory exposition dari mulai definisi, fungsi, generic structure hingga contohnya.
Pengertian hortatory exposition atau hortatory text
Dalam bahasa Inggris, hortatory exposition is a text to persuade the reader or the listener that something should or should not be the case. Dengan kata lain, hortatory exposition merupakan sebuah teks yang berfungsi untuk memberikan argumen terhadap suatu hal dan dengan tujuan mempengaruhi atau memberikan persepsi baru kepada pembaca maupun pendengar. Dalam hortatory text, pembaca ataupun pendengar diyakinkan agar setuju terhadap pendapat dari si penutur atau penulis.
Fungsi hortatory exposition
Hortatory expostion memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca maupun pendengar terhadap sesuatu hal yang seharusnya terjadi atau tidak terjadi.
Karakteristik hortatory exposition
Ada beberapa karakteristik atau ciri dari hortatory expostion yaitu sebagai berikut :
- Menggunakan simple present tense
- Setiap paragraf berisi argumen terhadap sesuatuyang di bicarakan
- Setiap paragraf ditandai dengan kata firstly, secondly dan lain sebagainya.
- Pada parafgraf terdapat beberapa bahasa yang berfungsi sebagai bujukan seperti shoudly, should dan lainnya.
Generic structure hortatory exposition
Ada 3 bagian dari generic structure pada hortatory exposition yaitu sebagai berikut :
Thesis : Thesis merupakan sebuah paragraf yang berfungsi untuk memaparkan akan suatu hal yag terjadi. mengenalkan masalah atau tema apa yang aka diangkat.
Arguments : Pada bagian ini penulis mulai menyampaikan beberapa argumen ataupun alasan mengenai permasalahan atau tema yang diambil.
Recommendation : Berisi rekomendasi, disini penulis atau penutur mulai meyakinkan si pembaca terhadap sudut pandang nya.
Contoh hortatory exposition bahasa Inggris
Indonesia‘s Economic Growth Anomaly
Thesis:
In the midst of a global economy condition crisis hit Indonesia‘s economic growth, the record showed positive results. In the second quarter of this year compared with the same period of last year, Indonesia’s economy grew about 6.4 percent. This growth remains still terpust in Java with the growth amounted to 57.5 percent. If the accumulated economic growth of Indonesia, the first half of the year 2012 is better compared to the first half of the year grew about 6.3 percent.
Argumentation:
However, Indonesia‘s economic growth is considered anomalous experience. This is revealed by Salamuddin Daeng, Indonesia‘s economic observer for Global Justice. He reasoned, economic growth is not followed by an increase in welfare of society. Further, at least explain daeng four factors that make Indonesia experienced an economic anomaly. First, Indonesia‘s economy is driven by many foreign debt whose value continues to rise. “Indonesia’s debt reached Rp. 2865 trillion. The Government’s foreign debt increased every year. This debt became the main source of income of the Government and became the driving force of economic growth of Indonesia, “said Daeng.
Secondly, an increase in Community consumption of allegedly taking part encourage Indonesia‘s economic growth. Community consumption which increased the price of clothing and food are rising, as well as sustained by loan growth especially credit consumption. Third, Indonesia‘s economic growth is driven by exports of raw materials, such as the results of oil and gas, forests, plantations and mines, resulting in less creates added value and jobs. The last factor, Indonesia‘s economic growth fueled by foreign investment that makes Indonesia the more natural resources controlled by foreigners.
Meanwhile, A Tony Prasetiantono, the economic Observer from Gadjah Mada University, Indonesia‘s economic growth argued, supported by the domestic sector. According to him, the effects of the global crisis through the trading balance deficit and the decline in exports will be felt on the third and fourth quarter of this year. He considers the contribution of exports to GDP is not great.
Similar with that of Mirza Adityaswara, Economist delivered, that a number of economic sectors in the country are growing because low interest rates supported by the. This appears to be from loan growth which reached 26-28 percent at once driven by low fuel prices because it is still subsidized by the Government. It further revealed that Mirza, domestic-oriented sectors experiencing growth is high, such as automotive, manufacturing, transportation, communications and trade. As a result, the growth in domestic-oriented sector resulted in a trade balance deficit trend getting bigger.
The Repeated Affirmation:
According to Tony, greater government spending and rapid growth is also very helpful. As it was, the inflation rate is below 5 percent was quite helpful, though it is no effect, i.e. the value of energy subsidies that continue to swell that actually tends to be unsanitary.
Terjemahannya:
Anomali Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tesis:
Di tengah kondisi perekonomian global yang dilanda krisis, catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia memperlihatkan hasil positif. Pada triwulan kedua tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 6,4 persen. Pertumbuhan ini tetap masih terpust di Pulau Jawa dengan pertumbuhan sebesar 57,5 persen. Jika diakumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3 persen.
Argumentasi:
Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap mengalami anomali. Hal ini diungkapkan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for Global Justice. Beliau beralasan, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut daeng menjelaskan, sekurang-kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi Indonesia mengalami anomali. Pertama, perekonomian Indonesia banyak digerakkan oleh utang asing yang nilainya terus naik. “Utang Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun. Utang asing pemerintah meningkat setiap tahunnya. Utang ini menjadi sumber penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi Indonesia,” papar Daeng.
Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat disinyalir ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang dan pangan yang mengalami kenaikan, serta ditopang oleh pertumbuhan kredit terutama kredit konsumsi. Ketiga, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh ekspor bahan mentah, misalnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. Faktor terakhir, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh investasi asing yang membuat sumber daya alam Indonesia makin dikuasai asing.
Sementara itu, A Tony Prasetiantono, Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, berpendapat, pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh sektor domestik. Menurut beliau, efek krisis global melalui defisit neraca perdangan dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Beliau menganggap kontribusi ekspor terhadap PDB tidak besar.
Senada dengan itu, ekonom Mirza Adityaswara menyampaikan, bahwa sejumlah sector ekonomi dalam negeri tumbuh karena didukung oleh suku bunga rendah. Hal ini tampak dari pertumbuhan kredit yang mencapai 26-28 persen sekaligus didorong oleh harga BBM yang rendah karena masih disubsidi oleh pemerintah. Lebih lanjut diungkap Mirza, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan tinggi, seperti otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan. Akibatnya, pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri mengakibatkan kecenderungan defisit neraca perdagangan yang semakin besar.
Penegasan Ulang:
Menurut Tony, belanja pemerintah yang lebih besar dan cepat juga sangat membantu pertumbuhan. Seiring hal itu, tingkat inflasi yang berada di bawah 5 persen cukup membantu, meskipun hal tersebut ada efeknya, yaitu nilai subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya cenderung tidak sehat.