Apa pengertian passive voice dan bagaimana contoh penggunaannya pada dialog atau percakapan bahasa Inggris?
Pengertian
Passive voice atau kalimat pasif adalah salah satu konstruksi kalimat di mana subyek penerima aksi (objek) menjadi fokus utama, sedangkan pelaku aksi (subyek) ditempatkan di bagian akhir kalimat atau bahkan dihilangkan. Dalam kalimat pasif, perhatian diberikan pada apa yang terjadi pada objek, bukan siapa yang melakukan aksi.
Ciri-ciri kalimat pasif:
Objek sebagai Fokus Utama:
Kalimat pasif lebih menekankan pada objek yang menerima aksi daripada orang atau hal yang melakukan aksi. Contoh: "The book was read by Mary" (Buku itu dibaca oleh Mary).
Subyek di Bagian Akhir atau Diabaikan:
Pelaku aksi (subyek) dapat ditempatkan di akhir kalimat atau diabaikan sama sekali. Contoh: "The cake was baked" (Kue itu dipanggang).
Pola To Be + Partisip Lampau:
Kalimat pasif sering kali menggunakan kata kerja bantu "to be" (is, am, are, was, were) diikuti oleh partisip lampau dari kata kerja utama. Contoh: "The letter was written" (Surat itu ditulis).
Penggunaan kalimat pasif dapat bervariasi tergantung pada konteks dan preferensi penulis. Beberapa situasi di mana kalimat pasif umumnya digunakan melibatkan ketidakjelasan atau ketidaktahuan tentang pelaku aksi, penekanan pada objek, atau gaya penulisan tertentu. Namun, terkadang kalimat aktif (di mana pelaku aksi berada di posisi utama) lebih disukai untuk menjadikan tulisan lebih langsung dan energik.
Berikut ini contoh dialog atau percakapan bahasa Inggris menggunakan passive voice:
A: Good morning, team. I hope everyone had a restful weekend. Today, we need to discuss the upcoming project.
B: Good morning, everyone. Sure, what's on the agenda?
A: We have a new project proposal from the client, and it needs to be carefully examined. The proposal was sent to us last Friday.
C: I received it, but I haven't had a chance to review it thoroughly.
A: No worries. The proposal was prepared by the client's marketing team, and it outlines their expectations and goals. We need to ensure that our team understands the requirements.
D: Should we schedule a meeting with the client to clarify any uncertainties?
A: Absolutely, that's a good idea. A meeting should be arranged, and any questions regarding the proposal can be addressed directly.
B: I think we should also consider involving the design team early on. The project involves creating promotional materials, and their input would be valuable.
A: Excellent point. The design team will be actively involved in this project. The materials will be designed by them, and their creativity will play a significant role in the project's success.
C: Should we start drafting an initial plan based on the information we have?
A: Yes, that would be a proactive approach. A preliminary plan can be prepared by our project coordinator, and it can serve as a starting point for our discussion with the client.
D: I'll take on the task of coordinating with the client and scheduling the meeting. The initial plan can be shared with them during the discussion.
A: Great. Let's aim to have the meeting early next week, so we have sufficient time to address any concerns and finalize the plan. The proposal has already been approved by the client, so our focus now is on the implementation phase.
B: Sounds like a plan. We'll work on the preliminary plan this week and fine-tune it during the meeting.
C: I'll also inform the design team about the upcoming project. They can start brainstorming ideas and concepts that align with the client's goals.
A: Perfect. It seems like we're off to a good start. Let's keep the communication channels open and ensure that everyone is on the same page as we move forward with the project.
D: Agreed. I'll get started on coordinating with the client, and we'll reconvene later this week to discuss the preliminary plan in more detail.
A: Thank you, team. I appreciate your dedication and enthusiasm. Let's make this project a success.
Terjemahannya:
A: Selamat pagi, tim. Saya harap semua orang telah menghabiskan akhir pekan dengan istirahat yang cukup. Hari ini, kita perlu membahas proyek yang akan datang.
B: Selamat pagi, semua. Tentu, apa yang ada di agenda?
A: Kami memiliki proposal proyek baru dari klien, dan ini perlu diperiksa dengan cermat. Proposal itu dikirim kepada kami Jumat lalu.
C: Saya menerimanya, tapi saya belum sempat untuk meninjau dengan seksama.
A: Tidak masalah. Proposal itu disiapkan oleh tim pemasaran klien, dan itu menguraikan harapan dan tujuan mereka. Kami perlu memastikan bahwa tim kami memahami persyaratan tersebut.
D: Haruskah kita menjadwalkan pertemuan dengan klien untuk mengklarifikasi ketidakpastian apa pun?
A: Tentu, itu ide bagus. Sebuah pertemuan harus diatur, dan setiap pertanyaan mengenai proposal bisa ditanggapi langsung.
B: Saya pikir kita juga harus mempertimbangkan melibatkan tim desain sejak awal. Proyek ini melibatkan pembuatan materi promosi, dan masukan dari mereka akan sangat berharga.
A: Poin yang sangat baik. Tim desain akan aktif terlibat dalam proyek ini. Materi akan dirancang oleh mereka, dan kreativitas mereka akan memainkan peran penting dalam kesuksesan proyek.
C: Haruskah kita mulai membuat rencana awal berdasarkan informasi yang kita miliki?
A: Ya, itu akan menjadi pendekatan proaktif. Rencana awal bisa disiapkan oleh koordinator proyek kita, dan itu dapat menjadi titik awal untuk diskusi dengan klien.
D: Saya akan mengambil tugas untuk berkoordinasi dengan klien dan menjadwalkan pertemuan. Rencana awal bisa dibagikan kepada mereka selama diskusi.
A: Bagus. Mari kita berusaha untuk memiliki pertemuan awal minggu depan, sehingga kita memiliki waktu yang cukup untuk mengatasi setiap kekhawatiran dan merinci rencana. Proposal sudah disetujui oleh klien, jadi fokus kita sekarang adalah pada fase implementasi.
B: Terdengar seperti rencana yang baik. Kami akan bekerja pada rencana awal minggu ini dan menyempurnakannya selama pertemuan.
C: Saya juga akan memberi tahu tim desain tentang proyek yang akan datang. Mereka bisa mulai berpikir tentang ide dan konsep yang sejalan dengan tujuan klien.
A: Sempurna. Sepertinya kita sudah memulai dengan baik. Mari kita menjaga saluran komunikasi terbuka dan memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama saat kita melanjutkan dengan proyek.
D: Setuju. Saya akan mulai berkoordinasi dengan klien, dan kita akan berkumpul lagi akhir pekan ini untuk membahas rencana awal dengan lebih rinci.
A: Terima kasih, tim. Saya menghargai dedikasi dan antusiasme kalian. Mari kita membuat proyek ini sukses.
Pembahasan passive voicenya
Dalam dialog tersebut, bagian yang menggunakan passive voice dapat diidentifikasi berdasarkan struktur kalimat di mana objek atau penerima tindakan menjadi fokus, sementara pelaku tindakan ditempatkan di akhir atau bahkan diabaikan. Berikut adalah contoh penggunaan passive voice dalam dialog:
"The proposal was sent to us last Friday."
Kalimat ini menggunakan passive voice karena fokusnya pada proposal yang diterima (objek), sementara pelaku pengiriman (klien) tidak disebutkan.
"It was completed by the team yesterday."
Passive voice digunakan di sini untuk menekankan bahwa tim yang menyelesaikan tugas tersebut, sementara pelaku tindakan (tim) ditempatkan setelah tindakan.
"A meeting should be arranged, and any questions regarding the proposal can be addressed directly."
Dalam kalimat ini, terdapat penggunaan passive voice pada frasa "should be arranged" untuk menunjukkan bahwa suatu pertemuan perlu diatur, tanpa menjelaskan siapa yang harus mengatur pertemuan tersebut.
"The design team will be actively involved in this project. The materials will be designed by them, and their creativity will play a significant role in the project's success."
Pada bagian ini, terlihat penggunaan passive voice pada "will be designed" untuk menekankan bahwa tim desain akan melakukan desain, sementara pelaku tindakan (tim desain) ditempatkan setelah tindakan.